Akhirnya resolusi saya di tahun 2014 ini tercapai,
yaitu pergi ke luar negeri. Saya beranggapan dengan pergi ke luar negeri akan
membuat pikiran kita terbuka, pengetahuan kita berkembang, dan kita bisa
belajar dengan perbedaan-perbedaan yang ada di negeri kita dengan di negeri
orang. Terakhir, pergi ke luar negeri pasti akan membuat kita akan rinduuu
sekali dengan Indonesia, terutama dengan sambal-sambalnya yang pedasss, bagi
penggemar masakan pedas seperti saya tentunya hehehe.
Cita-cita saya adalah mengunjungi setiap negara di
bumi ini dan negara yang pertama kali saya kunjungi adalah Singapore. Selama di
Singapore saya menyimpulkan tiga kata terbaik untuk negri kecil ini yaitu
“Rapi, Bersih, Disiplin”. Bagi saya “Singapore is Jakarta” versi ketiga kata
itu. Jakarta versi rapi, versi bersih dan versi disiplin. Andai Jakarta rapi,
bersih dan disiplin pasti lebih indah dari Singapore, saya yakin itu!
Aktifitas orang Singapore yang paling saya kagumi
adalah saat mereka menyeberang jalan. Betapa tidak, baik pengemudi kendaraan
maupun pejalan kaki begitu menghargai satu sama lain. Ketika lampu sudah merah,
zzzttt semua pengemudi tidak ada yang tidak mengerem kendaraannya. Begitu pun
dengan pejalan kaki, saat lampu untuk pejalan kaki masih merah, mereka akan
menunggu dan disediakan juga tempat untuk duduk semacam tiang-tiang pendek di
setiap tempat penyeberangan. Selama disana, saya juga tidak pernah mendengar
bunyi klakson sekalipun. Itu keren menurut saya J
Sangat berbeda ketika saya menyeberang jalan raya
Margonda dari Kober menuju UI, bahkan saat sudah lampu hijau untuk penyeberang
jalan, tidak ada mobil yang berhenti satu pun. Hingga harus melambaikan tangan
ke atas agar pengemudi ala Indonesia tersebut mau berhenti. Lebih-lebih kalau
lampu untuk penyeberang jalan sudah merah dan masih ada yang menyeberang, beeeh
bunyi klakson langsung terdengar dimana-mana.
Aktifitas naik turun MRT juga tak kalah menarik. MRT
adalah transportasi utama orang Singapore. Orang yang akan naik MRT harus
menunggu orang yang turun sampai habis. Ada batasan garis-garis di sisi kiri
dan kanan untuk menunggu saat akan masuk MRT. Tidak berebut masuk seperti naik
KRL di Jakarta, tentunya juga tidak berdesak-desakan dan tidak berebut tempat
duduk. hehehe. Banyak yang memilih untuk berdiri padahal masih banyak tempat
duduk kosong.
Ada lagi yang berbeda dengan Indonesia. Setiap
stasiun MRT disediakan lift yang kecepatannya 3x lipat melebihi lift-lift mall.
Sangat cepat. Lift tersebut berguna untuk membantu orang-orang yang akan
berangkat kerja yang sedang terburu-buru. Kita yang tidak terburu-buru
dianjurkan untuk berdiri di sisi sebelah kiri lift, karena di sebelah kanan
untuk orang-orang yang ingin berjalan saat naik lift. Hingga terkadang pemakai
lift begitu rapi di sisi sebelah kiri saja.
Sekarang saya dapat menyimpulkan, kenapa Singapore sangat
rapi, bersih dan disiplin. Itu semua karena sifat mereka yang begitu menghargai
sesama. Bagaimana bisa tanpa sikap menghargai negara kita menjadi rapi, bersih
dan disiplin. Menghargai sesama adalah kuncinya. Mulailah dari hal yang kecil,
menghargai sesama, dan mempedulikan lingkungan jika mau negara kita indah
seperti Singapore karena yang membuatnya indah adalah tiga kata yang sering
saya sebutkan diatas. Semoga bermanfaat J