Pasar
Malam Jemaa El-Fna di Marakesh Maroko
Lia Estika Sari 1106078611
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia
Lia.estika@ui.ac.id
Abstrak
Jurnal ini membahas semua yang ada di pasar malam
Jemaa El Fna di Marakesh Maroko seperti makanan, atraksi, henna dan
pernak-pernik. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
wawancara, studi pustaka melalui literatur-literatur, buku-buku dan
artikel-artikel ilmiah dan observasi dengan video di internet. Pasar malam
Jemaa El Fna menjual makanan-makanan khas Maroko seperti subakiyah, hariroh,
couscous dan tagine. Atraksi-atraksi yang ditampilkan juga tak kalah menarik
seperti musik yang menggunakan musik khas Maroko yaitu Gnawa, tarian-tarian
yang memakai baju adat Maroko, sulap,
dongeng dan atraksi dengan binatang. Ada juga kios henna dan pernak-pernik khas
Maroko.
Kata kunci : Jemaa El-Fna, Marakesh, Maroko
A. Pendahuluan
Pasar malam Jemaa El Fna yang lokasinya
berada di kota tua Marakesh merupakan pasar malam yang sangat menarik. Berbagai
macam makanan khas Maroko dijual di pasar malam tersebut. Setiap lapak menjual
makanan yang berbeda-beda. Makanan khas Maroko yang dijual adalah seperti Hariroh, Subakiyah, Couscous dan Tagine. Semua makanan tersebut segar dan
hangat seutuhnya karena langsung dimasak dihadapan kita. Banyak sekali asap
akibat dari proses memasak hingga asapnya mengepul ke atas. Wangi makanan-makanan
tersebut semerbak hingga penjuru pasar malam dapat menciumnya.
Pasar malam jemaa El Fna ini mendapatkan
pengakuan UNESCO untuk Masterpiece of the
Oral and Intangible Heritage of Humanity, karena di lapangan ini kegiataan
seni dan budaya Maroko terpelihara dengan baik setiap harinya melalui
penampilan seniman, musisi dan para atraksi jalanan tersebut. Atraksi-atraksi
tersebut tidak hanya ada di malam hari tetapi juga di siang hari.
Atraksi-atraksi itu seperti musik yang menggunakan alat musik khas Maroko yaitu
gnawa, tarian, sulap, drama atau teater, dongeng dan atraksi dengan binatang-binatang
seperti monyet, ular dan burung. Mereka semua beratraksi dan berusaha menarik
perhatian wisatawan. Wisatawan yang melihat dan memotret atraksi-atraksi
tersebut harus memberikan uang.
Jurnal ini akan membahas tentang semua
yang ada di pasar malam Jemaa El Fna seperti atraksi-atraksi, makanan dan
minuman yang dijual, penjual jasa henna, dan penjual pernak-pernik.
Atraksi-atraksi yang terdapat di pasar malam Jema El Fna adalah atraksi musik,
sulap, tarian, drama atau teater, akrobat, dan atraksi dengan binatang. Makanan
yang dijual di pasar malam tersebut adalah makanan-makanan khas Maroko yang
sangat unik seperti, Tagine, Couscous, Subakiyah dan hariroh. Ada pula penjual
minuman yang memakai gerobak unik yang menjual jus.
B. Metodologi dan Kerangka Teori
Penulisan jurnal ini menggunakan
metodologi kualitatif dengan wawancara dan studi pustaka. Tahap
yang digunakan adalah tahap heuristik yang merupakan tahap pencarian sumber,
penulisan dan pengumpulan sumber. Pada tahap ini penulis menggunakan studi
pustaka sebagai sumber misalnya pada buku-buku, literatur-literatur dan
artikel-artikel ilmiah yang berkaitan dengan negara Maroko. Penulis akan
mewawancari orang-orang yang pernah berkunjung langsung ke pasar malam jema
el-fna terutama mahasiswa Indonesia yang kuliah di Maroko. Peneliti juga akan
menggunakan metode observasi dengan video-video mengenai pasar malam tersebut
yang didapatkan melalui internet.
C.
Pembahasan
1.
Pasar Malam
Pasar
malam adalah pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari. Berbagai
barang dagangan atau jasa diperjualbelikan di pasar malam. Pasar malam biasanya
merupakan atraksi pariwisata penting di negara-negara sub tropis dan tropis,
ini berhubungan dengan suhu udara di malam hari yang tidak begitu dingin
dibandingkan dengan wilayah beriklim dingin.
2.
Pasar Malam Jema El Fna
Pasar
malam Jemaa El-Fna lokasinya tepat berada dalam sebuah lapangan di kawasan Old
City di Marakesh, Maroko, Afrika Utara. Lapangan tersebut merupakan
lapangan terbuka di daerah Medina yang berbatasan langsung dengan pasar utama
kota tua (Le Souk) serta Masjid Koutoubia. Di sekitar lapangan tersebut banyak
terdapat cafe yang memiliki dua sampai empat lantai untuk melihat, mangambil
foto dan video suasana pasar Jema El Fna dari atas dengan syarat harus membeli
sebuah minuman di café tersebut. Terdapat juga kereta kuda bagi pengunjung yang
ingin berkeliling Jema El Fna.
Pasar malam tersebut buka sebelum maghrib pada
saat matahari terbenam. Kios-kios pun dibuka dengan kursi dan bangku panjang
berderet di jalanan. Kios-kios tersebut terdiri dari kios makanan dan minuman
khas Maroko, kios pakaian, kios peramal, dan kios tato hena. Seniman jalanan,
para penari tradisional dan pendongeng yang akan menceritakan pahlawan-pahlawan
Islam juga ikut serta dalam meramaikan suasana pasar malam tersebut dengan
berpakaian khas Maroko. Pasar malam jemaa El Fna ini mendapatkan pengakuan UNESCO
untuk Masterpiece of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity, karena di lapangan ini kegiataan seni dan budaya
Maroko terpelihara dengan baik setiap harinya melalui penampilan seniman,
musisi dan para atraksi jalanan tersebut.
3.
Makanan
Makanan
yang dijual di Pasar Malam Jemaa Elfna di Marakesh Maroko adalah hariroh, subakiyah, tajin, couscous, dan
lain-lain. Semua makanan khas Maroko dijual disana. Pedagang yang menjual
makanan-makanan khas Maroko berada di pasar bagian tengah. Di bagian tengah
pasar, terlihat berasap karena makanan khas Maroko kebanyakan dimasak dengan
cara dibakar. Selain makanan khas Maroko ada juga yang menjual
seafood, bekicot, teh mint, jus jeruk dll.
Hariroh adalah semacam soup khas Maroko yang
bahan-bahannya tidak terdapat di Indonesia. Bahan utamanya adalah tomat dan
lentil (sejenis kacang-kacangan). Bumbunya sangat khas yaitu jahe, lada, kayu
manis, dan rempah-rempah segar seperti cilantro, parsley, dan bawang bombay.
Teksturnya bervariasi, ada yang berupa kuah ringan, ada juga yang dicampur
dengan chickpeas, nasi atau potongan pasta kecil seperti mie sehingga cukup
mengenyangkan. Sebagai pengental, mereka menggunakan telur dan tepung. Mereka
juga menambahkan perasan lemon agar lebih segar.
Tagine
adalah makanan khas Maroko yang mirip semur, bisa daging bisa juga sayuran
saja. Uniknya dari tagine adalah cara memasaknya yang menggunakan keramik yang
terbuat dari tanah liat yang terdiri atas 2 bagian, piring dan tutup
kerucutnya. Bahan makanan diletakkan di atas piring kemudian ditutup sehingga
saat proses memasak uap air tertampung dan turun lagi ke makanan. Hasil dari
proses memasak ini adalah semua bahan makanan menjadi sangat empuk. Berbagai
variasi Tagine: Tagine Chicken, Tagine
Lamb, Tagine Vegetable, Tagine Kefta (daging cincang).
Couscous
adalah sejenis tepung. Couscous sangat populer di negara Afrika dan Timur
Tengah. Tidak hanya di Maroko tetapi juga di Libya, Mesir, Lebanon, Tunisia,
dan Arab. Di Indonesia, couscous juga dikenal dengan nama bulgur. Bisa dikatakan
couscous adalah pengganti nasi dan tepung di Maroko. Couscous berupa butiran
yang tidak sehalus tepung dan tidak sebesar beras. Couscous terbuat dari gandum mentah yang dipecahkan yaitu zat tepung dan
biji gandum. Bentuknya butiran kecil hampir menyerupai beras. Couscous bisa
digunakan sebagai makanan pendamping beragam hidangan terutama makanan yang
tinggi karbohidrat, seperti nasi atau kentang. Di pasar malam Jema El Fna, couscous
juga diolah menjadi nasi kebuli, isian sup, atau sebagai campuran olahan
daging. Jika disajikan bersama makanan daging atau sayuran, biasanya
berperan sebagai nasi. Tapi couscous bisa juga digunakan sebagai semacam tepung
untuk adonan kue, martabak. dll.
Salah
satu yang menarik dan patut dicoba di pasar malam Jema El-Fna adalah mencicipi snail soup atau sop bekicot. Snail soup dijual oleh banyak pedagang,
jadi kita dapat memilih yang mana saja yang kita mau. Harganya pun sama di setiap
tempat, yaitu 5 dirham atau Rp 7.000 untuk porsi mangkuk kecil, dan 10 dirham
atau Rp 14.000 untuk porsi mangkuk yang lebih besar. 10 Dirham kurang lebih
sama dengan 1 Euro. Makan dengan porsi satu mangkuk besarpun sepertinya masih
kurang karena tidak sedikit pembeli yang minta tambah lagi. Rasanya nikmat,
terlebih jika menghirup kuahnya.
Minuman
khas Maroko adalah teh mint yang biasa disebut orang Maroko teh na’na.
Racikannya terdiri atas daun teh hijau kering yang sudah dicampur dengan daun
mint kering. Bisa juga dengan daun teh hijau dimasak dalam teko bersama daun
mint. Pada saat penyajian mereka menambahkan daun mint segar supaya lebih bagus
penampakannya. Teko teh yang digunakan juga unik karena bentuknya mirip dengan
teko aladin. Cara menuang tehnya harus tinggi jauh di atas gelas. Mereka
menyajikan teh sudah dicampur dengan gula dan gulanya banyak sekali untuk
ukuran orang Indonesia sehingga saat diminum terasa kental.
Selain
teh na’na, banyak juga pedagang yang menjual jus buah segar di pasar malam Jema
El Fna. Penjual jus tersebut memakai gerobak antik beroda yang sangat besar dan
menata buah-buahan dengan sangat rapi. Variasi jus buah tersebut tidak banyak,
hanya terdapat jeruk, lemon, pomplamoose (grapefruit) atau jus campuran ketiganya. Harga yang paling
murah adalah jus jeruk yaitu seharga 4 dirham, sedangkan jus lemon, grapefruit
dan campuran adalah 10 dirham. Rasa dari ketiga jus tersebut adalah sama saja.
Bahkan ada yang menduga kalau penjual jus tersebut selalu memberikan jus
campuran ketiganya kepada pembeli.
Orang-orang
suku berber yang merupakan suku asli Maroko juga menjual minuman air putih. Air
putih yang mereka jual akan dituangkan ke suatu cawan kuningan khas suku
berber. Mereka memakai baju khas suku berber yang berwarna sangat cerah dan
topi yang sangat unik berbentuk kerucut. Bahkan biasanya mereka membagikan air
putih yang mereka bawa kepada pengunjung dengan sukarela. Pengunjung hanya
membayar seikhlasnya saja.
4.
Atraksi
Atraksi
yang ada di pasar malam Jema El-Fna tidak hanya dilakukan pada malam hari
tetapi siang hari juga ada. Berbagai macam atraksi dilakukan untuk menarik para
pengunjung. Atraksi yang dilakukan adalah tarian, musik, sulap, teater, dll.
Mereka beratraksi di sebuah lapangan khusus dan membentuk lingkaran. Mereka
beratraksi sambil memanggil para pengunjung agar melihatnya. Setelah atraksi
selesai mereka memutarkan sebuah kantong kresek untuk meminta uang kepada
penonton. Biasanya penonton akan memberikan uang sebanyak 10 dirham. Tidak
hanya penonton saja yang diminta uangnya, apabila ketahuan memotret mereka,
mereka juga akan meminta uang.
4.1
Musik
Banyak
sekali pemain musik jalanan di Jemaa El Fna. Pemusik-pemusik tersebut terdiri
dari perkusi, gambus dan seruling khas Maroko. Mereka terdiri dari tiga sampai
enam orang dan memakai seragam yang sama. Ada yang memakai gamis berwarna
putih, baju seragam berwarna biru dan seragam cerah berwarna merah. Terkadang
sambil memainkan musik, mereka juga melakukan atraksi-atraksi yang membuat
pengunjung tertarik untuk melihat.
Ada juga sekelompok pria
berbaju biru menari-nari dengan diiringi perkusi dan suling khas Maroko.
Gerakan tariannya tidak
rumit, hanya berputar-putar, menggerak-gerakkan kepala dan sejenisnya. Yang
menarik adalah ada hiasan berupa tali di topi mereka, dan mereka sering
memutar-mutar kepala mereka sehingga tali tersebut berputar-putar. Tarian
perut oleh laki-laki yang memakai cadar
Biasanya
menari di malam hari Pengunjung
sering tertipu
4.2
Tarian
Tarian
yang banyak dilakukan adalah tarian perut. Tarian perut ini biasanya muncul
pada dini hari dan dimainkan oleh seorang laki-laki yang memakai cadar.
Pengunjung banyak yang tertipu oleh penari-penari tersebut dan menganggap bahwa
itu adalah penari perempuan karena mereka sangat lihai dalam menari. Tarian
perut biasanya dimainkan bersamaan dengan musik-musik Timur Tengah dan
drama-drama atau komedi-komedi. Laki-laki yang menari ada yang memakai baju
hitam da nada yang memakai baju warna warni.
4.3
Atraksi dengan binatang
Atraksi
dengan binatang sering dilakukan dengan monyet dan ular. Atraksi dengan ular
biasanya dimainkan dengan seruling khas Timur Tengah. Ular-ular tersebut akan
mengikuti dimana suara seruling berasal sehingga seperti ular tersebut
menari-nari. Atraksi monyet sama halnya dengan atraksi topeng monyet di
Indonesia. Monyet-monyet tersebut disuruh untuk melakukan hal-hal yang unik
agar menarik para pengunjung. Wisatawan asing juga diperbolehkan berfoto dengan
binatang-binatang tersebut akan tetapi harus membayar sejumlah uang dengan suka
rela.
4.4
Akrobat
Ada
juga sekelompok laki-laki sekitar 7-10 orang yang melakukan atraksi-atraksi
akrobat. Atraksi akrobat adalah atraksi yang paling banyak pengunjugnya karena
atraksi tersebut hanya sedikit yang memainkan. Mereka berpakaian sangat cerah dan
warna warni seperti merah, biru, hujau dan kuning. Mereka memainkan
atraksi-atraksi akrobat yang sangat unik dan menarik. Lalu salah seorang
anggota kelompok mereka berkeliling setiap beberapa menit sekali untuk mengumpulkan
uang dari para penonton.
5.
Henna dan Peramal
Banyak juga yang menawarkan jasa
henna di pasar malam Jema El Fna. Henna ditawarkan oleh ibu-ibu yang duduk di
kursi sambil memperlihatkan gambar henna kepada pengunjung. Henna ditawarkan
dengan harga paling murah 15 dirham. Jika tidak tahu harga henna mereka akan
mematok dengan harga tinggi. Uniknya adalah ukiran henna tersebut mirip dengan
ukiran-ukiran khas Maroko.
Wisatawan asing banyak sekali yang menjajakan henna untuk kecantikan tangannya
dan setelah itu mereka berfoto dengan ukiran henna tersebut. Peramal-peramal di
pasar malam Jemaa El Fna biasanya adalah seorang ibu-ibu tua. Mereka meramal
menggunakan kartu-kartu. Tidak sedikit pula wisatawan yang ingin mencoba
meramalkan hidupnya, masa depan dan keberuntungannya.
6.
Pernak-pernik
Banyak
toko-toko di Jema El Fna yang menjual souvenir khas Maroko, seperti baju, kaos,
tas, kaos Maroko, gantungan kunci, magnet kulkas dan kartu pos. Selain itu
toko-toko tersebut juga menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari
seperti karpet khas Timur Tengah, piring yang mempunyai hiasan khas Maroko dll.
Harga barang-barang tersebut cukup murah, tak jauh beda dengan harga
barang-barang di Indonesia dan bisa tawar menawar. Terlebih jika yang menawar
adalah orang Indonesia pasti penjual sangat senang dan mau memberikan harga
murah karena Indonesia memiliki masyarakat muslim yang banyak.
D.
Penutup
Kesimpulan dan Opini
Pasar malam Jemaa El Fna adalah pasar
yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun wisatawan
lokal. Pasar malam ini tidak hanya terdapat proses jual beli saja tetapi banyak
sekali atraksi-atraksi yang dimainkan silih berganti selama 24 jam.
Atraksi-atraksi tersebut bermacam-macam. Ada musik, tarian, akrobat, atraksi
dengan binatang, drama, komedi dan lain-lain. Berbagai macam kebudayaan khas
Maroko hampir semua ada disana. Atraksi-atraksi tersebut dilakukan baik siang
maupun malam hari. Pada malam hari, buka stand-stand makanan yang menjual
berbagai macam makanan khas Maroko seperti couscous, tagine, subakiyah, snail
soup, dan teh na’na.
Pasar malam Jema El Fna wajib
dilestarikan karena aspek kebudayaan yang begitu melekat di dalamnya. Selain
itu warga Maroko khususnya Marakesh banyak yang memperoleh penghasilan dari
hasilnya berkarya di dalam atraksi maupun menjual makanan. Pasar malam Jema El
Fna sangat menarik untuk dikunjungi karena kita bisa melihat berbagai macam
kebudayaan dan menikmati makanan khas Maroko disana.
Referensi
http://www.life.viva.co.id,
11 Desember 2014
Wawancara dengan
Fauzan Azmi, Mahasiswa PPI Maroko
Wawancara dengan
Abdillah, Mahasiswa PPI Maroko