Rabu, 04 Maret 2015

Jurnal Budaya di Maroko

posting by ayilia di 7:58 AM
Pasar Malam Jemaa El-Fna di Marakesh Maroko
Lia Estika Sari 1106078611
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Lia.estika@ui.ac.id

Abstrak
Jurnal ini membahas semua yang ada di pasar malam Jemaa El Fna di Marakesh Maroko seperti makanan, atraksi, henna dan pernak-pernik. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan wawancara, studi pustaka melalui literatur-literatur, buku-buku dan artikel-artikel ilmiah dan observasi dengan video di internet. Pasar malam Jemaa El Fna menjual makanan-makanan khas Maroko seperti subakiyah, hariroh, couscous dan tagine. Atraksi-atraksi yang ditampilkan juga tak kalah menarik seperti musik yang menggunakan musik khas Maroko yaitu Gnawa, tarian-tarian yang memakai baju adat Maroko,  sulap, dongeng dan atraksi dengan binatang. Ada juga kios henna dan pernak-pernik khas Maroko.
Kata kunci : Jemaa El-Fna, Marakesh, Maroko

A. Pendahuluan
Pasar malam Jemaa El Fna yang lokasinya berada di kota tua Marakesh merupakan pasar malam yang sangat menarik. Berbagai macam makanan khas Maroko dijual di pasar malam tersebut. Setiap lapak menjual makanan yang berbeda-beda. Makanan khas Maroko yang dijual adalah seperti Hariroh, Subakiyah, Couscous dan Tagine. Semua makanan tersebut segar dan hangat seutuhnya karena langsung dimasak dihadapan kita. Banyak sekali asap akibat dari proses memasak hingga asapnya mengepul ke atas. Wangi makanan-makanan tersebut semerbak hingga penjuru pasar malam dapat menciumnya.
Pasar malam jemaa El Fna ini mendapatkan pengakuan UNESCO untuk Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, karena di lapangan ini kegiataan seni dan budaya Maroko terpelihara dengan baik setiap harinya melalui penampilan seniman, musisi dan para atraksi jalanan tersebut. Atraksi-atraksi tersebut tidak hanya ada di malam hari tetapi juga di siang hari. Atraksi-atraksi itu seperti musik yang menggunakan alat musik khas Maroko yaitu gnawa, tarian, sulap, drama atau teater, dongeng dan atraksi dengan binatang-binatang seperti monyet, ular dan burung. Mereka semua beratraksi dan berusaha menarik perhatian wisatawan. Wisatawan yang melihat dan memotret atraksi-atraksi tersebut harus memberikan uang.
Jurnal ini akan membahas tentang semua yang ada di pasar malam Jemaa El Fna seperti atraksi-atraksi, makanan dan minuman yang dijual, penjual jasa henna, dan penjual pernak-pernik. Atraksi-atraksi yang terdapat di pasar malam Jema El Fna adalah atraksi musik, sulap, tarian, drama atau teater, akrobat, dan atraksi dengan binatang. Makanan yang dijual di pasar malam tersebut adalah makanan-makanan khas Maroko yang sangat unik seperti, Tagine, Couscous, Subakiyah dan hariroh. Ada pula penjual minuman yang memakai gerobak unik yang menjual jus.

B. Metodologi dan Kerangka Teori
Penulisan jurnal ini menggunakan metodologi kualitatif dengan wawancara dan studi pustaka. Tahap yang digunakan adalah tahap heuristik yang merupakan tahap pencarian sumber, penulisan dan pengumpulan sumber. Pada tahap ini penulis menggunakan studi pustaka sebagai sumber misalnya pada buku-buku, literatur-literatur dan artikel-artikel ilmiah yang berkaitan dengan negara Maroko. Penulis akan mewawancari orang-orang yang pernah berkunjung langsung ke pasar malam jema el-fna terutama mahasiswa Indonesia yang kuliah di Maroko. Peneliti juga akan menggunakan metode observasi dengan video-video mengenai pasar malam tersebut yang didapatkan melalui internet.

C. Pembahasan
1. Pasar Malam
Pasar malam adalah pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari. Berbagai barang dagangan atau jasa diperjualbelikan di pasar malam. Pasar malam biasanya merupakan atraksi pariwisata penting di negara-negara sub tropis dan tropis, ini berhubungan dengan suhu udara di malam hari yang tidak begitu dingin dibandingkan dengan wilayah beriklim dingin.

2. Pasar Malam Jema El Fna
Pasar malam Jemaa El-Fna lokasinya tepat berada dalam sebuah lapangan di kawasan Old City di Marakesh, Maroko, Afrika Utara. Lapangan tersebut merupakan lapangan terbuka di daerah Medina yang berbatasan langsung dengan pasar utama kota tua (Le Souk) serta Masjid Koutoubia. Di sekitar lapangan tersebut banyak terdapat cafe yang memiliki dua sampai empat lantai untuk melihat, mangambil foto dan video suasana pasar Jema El Fna dari atas dengan syarat harus membeli sebuah minuman di café tersebut. Terdapat juga kereta kuda bagi pengunjung yang ingin berkeliling Jema El Fna.
 Pasar malam tersebut buka sebelum maghrib pada saat matahari terbenam. Kios-kios pun dibuka dengan kursi dan bangku panjang berderet di jalanan. Kios-kios tersebut terdiri dari kios makanan dan minuman khas Maroko, kios pakaian, kios peramal, dan kios tato hena. Seniman jalanan, para penari tradisional dan pendongeng yang akan menceritakan pahlawan-pahlawan Islam juga ikut serta dalam meramaikan suasana pasar malam tersebut dengan berpakaian khas Maroko. Pasar malam jemaa El Fna ini mendapatkan pengakuan UNESCO untuk Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, karena di lapangan ini kegiataan seni dan budaya Maroko terpelihara dengan baik setiap harinya melalui penampilan seniman, musisi dan para atraksi jalanan tersebut.

3. Makanan
Makanan yang dijual di Pasar Malam Jemaa Elfna di Marakesh Maroko adalah hariroh, subakiyah, tajin, couscous, dan lain-lain. Semua makanan khas Maroko dijual disana. Pedagang yang menjual makanan-makanan khas Maroko berada di pasar bagian tengah. Di bagian tengah pasar, terlihat berasap karena makanan khas Maroko kebanyakan dimasak dengan cara dibakar. Selain makanan khas Maroko ada juga yang menjual seafood, bekicot, teh mint, jus jeruk dll.[1]
Hariroh adalah semacam soup khas Maroko yang bahan-bahannya tidak terdapat di Indonesia. Bahan utamanya adalah tomat dan lentil (sejenis kacang-kacangan). Bumbunya sangat khas yaitu jahe, lada, kayu manis, dan rempah-rempah segar seperti cilantro, parsley, dan bawang bombay. Teksturnya bervariasi, ada yang berupa kuah ringan, ada juga yang dicampur dengan chickpeas, nasi atau potongan pasta kecil seperti mie sehingga cukup mengenyangkan. Sebagai pengental, mereka menggunakan telur dan tepung. Mereka juga menambahkan perasan lemon agar lebih segar.[2]
Tagine adalah makanan khas Maroko yang mirip semur, bisa daging bisa juga sayuran saja. Uniknya dari tagine adalah cara memasaknya yang menggunakan keramik yang terbuat dari tanah liat yang terdiri atas 2 bagian, piring dan tutup kerucutnya. Bahan makanan diletakkan di atas piring kemudian ditutup sehingga saat proses memasak uap air tertampung dan turun lagi ke makanan. Hasil dari proses memasak ini adalah semua bahan makanan menjadi sangat empuk. Berbagai variasi Tagine: Tagine Chicken, Tagine Lamb, Tagine Vegetable, Tagine Kefta (daging cincang).
Couscous adalah sejenis tepung. Couscous sangat populer di negara Afrika dan Timur Tengah. Tidak hanya di Maroko tetapi juga di Libya, Mesir, Lebanon, Tunisia, dan Arab. Di Indonesia, couscous juga dikenal dengan nama bulgur. Bisa dikatakan couscous adalah pengganti nasi dan tepung di Maroko. Couscous berupa butiran yang tidak sehalus tepung dan tidak sebesar beras. Couscous terbuat dari gandum mentah yang dipecahkan yaitu zat tepung dan biji gandum. Bentuknya butiran kecil hampir menyerupai beras. Couscous bisa digunakan sebagai makanan pendamping beragam hidangan terutama makanan yang tinggi karbohidrat, seperti nasi atau kentang. Di pasar malam Jema El Fna, couscous juga diolah menjadi nasi kebuli, isian sup, atau sebagai campuran olahan daging. Jika disajikan bersama makanan daging atau sayuran, biasanya berperan sebagai nasi. Tapi couscous bisa juga digunakan sebagai semacam tepung untuk adonan kue, martabak. dll.[3]
Salah satu yang menarik dan patut dicoba di pasar malam Jema El-Fna adalah mencicipi snail soup atau sop bekicot. Snail soup dijual oleh banyak pedagang, jadi kita dapat memilih yang mana saja yang kita mau. Harganya pun sama di setiap tempat, yaitu 5 dirham atau Rp 7.000 untuk porsi mangkuk kecil, dan 10 dirham atau Rp 14.000 untuk porsi mangkuk yang lebih besar. 10 Dirham kurang lebih sama dengan 1 Euro. Makan dengan porsi satu mangkuk besarpun sepertinya masih kurang karena tidak sedikit pembeli yang minta tambah lagi. Rasanya nikmat, terlebih jika menghirup kuahnya.[4]
Minuman khas Maroko adalah teh mint yang biasa disebut orang Maroko teh na’na.[5] Racikannya terdiri atas daun teh hijau kering yang sudah dicampur dengan daun mint kering. Bisa juga dengan daun teh hijau dimasak dalam teko bersama daun mint. Pada saat penyajian mereka menambahkan daun mint segar supaya lebih bagus penampakannya. Teko teh yang digunakan juga unik karena bentuknya mirip dengan teko aladin. Cara menuang tehnya harus tinggi jauh di atas gelas. Mereka menyajikan teh sudah dicampur dengan gula dan gulanya banyak sekali untuk ukuran orang Indonesia sehingga saat diminum terasa kental.[6]
Selain teh na’na, banyak juga pedagang yang menjual jus buah segar di pasar malam Jema El Fna. Penjual jus tersebut memakai gerobak antik beroda yang sangat besar dan menata buah-buahan dengan sangat rapi. Variasi jus buah tersebut tidak banyak, hanya terdapat jeruk, lemon, pomplamoose (grapefruit)  atau jus campuran ketiganya. Harga yang paling murah adalah jus jeruk yaitu seharga 4 dirham, sedangkan jus lemon, grapefruit dan campuran adalah 10 dirham. Rasa dari ketiga jus tersebut adalah sama saja. Bahkan ada yang menduga kalau penjual jus tersebut selalu memberikan jus campuran ketiganya kepada pembeli.
Orang-orang suku berber yang merupakan suku asli Maroko juga menjual minuman air putih. Air putih yang mereka jual akan dituangkan ke suatu cawan kuningan khas suku berber. Mereka memakai baju khas suku berber yang berwarna sangat cerah dan topi yang sangat unik berbentuk kerucut. Bahkan biasanya mereka membagikan air putih yang mereka bawa kepada pengunjung dengan sukarela. Pengunjung hanya membayar seikhlasnya saja.

4. Atraksi
Atraksi yang ada di pasar malam Jema El-Fna tidak hanya dilakukan pada malam hari tetapi siang hari juga ada. Berbagai macam atraksi dilakukan untuk menarik para pengunjung. Atraksi yang dilakukan adalah tarian, musik, sulap, teater, dll. Mereka beratraksi di sebuah lapangan khusus dan membentuk lingkaran. Mereka beratraksi sambil memanggil para pengunjung agar melihatnya. Setelah atraksi selesai mereka memutarkan sebuah kantong kresek untuk meminta uang kepada penonton. Biasanya penonton akan memberikan uang sebanyak 10 dirham. Tidak hanya penonton saja yang diminta uangnya, apabila ketahuan memotret mereka, mereka juga akan meminta uang.[7]

4.1 Musik
Banyak sekali pemain musik jalanan di Jemaa El Fna. Pemusik-pemusik tersebut terdiri dari perkusi, gambus dan seruling khas Maroko. Mereka terdiri dari tiga sampai enam orang dan memakai seragam yang sama. Ada yang memakai gamis berwarna putih, baju seragam berwarna biru dan seragam cerah berwarna merah. Terkadang sambil memainkan musik, mereka juga melakukan atraksi-atraksi yang membuat pengunjung tertarik untuk melihat.
Ada juga sekelompok pria berbaju biru menari-nari dengan diiringi perkusi dan suling khas Maroko. Gerakan tariannya tidak rumit, hanya berputar-putar, menggerak-gerakkan kepala dan sejenisnya. Yang menarik adalah ada hiasan berupa tali di topi mereka, dan mereka sering memutar-mutar kepala mereka sehingga tali tersebut berputar-putar. Tarian perut oleh laki-laki yang memakai cadar Biasanya menari di malam hari Pengunjung sering tertipu

4.2 Tarian
Tarian yang banyak dilakukan adalah tarian perut. Tarian perut ini biasanya muncul pada dini hari dan dimainkan oleh seorang laki-laki yang memakai cadar. Pengunjung banyak yang tertipu oleh penari-penari tersebut dan menganggap bahwa itu adalah penari perempuan karena mereka sangat lihai dalam menari. Tarian perut biasanya dimainkan bersamaan dengan musik-musik Timur Tengah dan drama-drama atau komedi-komedi. Laki-laki yang menari ada yang memakai baju hitam da nada yang memakai baju warna warni.

4.3 Atraksi dengan binatang
Atraksi dengan binatang sering dilakukan dengan monyet dan ular. Atraksi dengan ular biasanya dimainkan dengan seruling khas Timur Tengah. Ular-ular tersebut akan mengikuti dimana suara seruling berasal sehingga seperti ular tersebut menari-nari. Atraksi monyet sama halnya dengan atraksi topeng monyet di Indonesia. Monyet-monyet tersebut disuruh untuk melakukan hal-hal yang unik agar menarik para pengunjung. Wisatawan asing juga diperbolehkan berfoto dengan binatang-binatang tersebut akan tetapi harus membayar sejumlah uang dengan suka rela.

4.4 Akrobat
Ada juga sekelompok laki-laki sekitar 7-10 orang yang melakukan atraksi-atraksi akrobat. Atraksi akrobat adalah atraksi yang paling banyak pengunjugnya karena atraksi tersebut hanya sedikit yang memainkan. Mereka berpakaian sangat cerah dan warna warni seperti merah, biru, hujau dan kuning. Mereka memainkan atraksi-atraksi akrobat yang sangat unik dan menarik. Lalu salah seorang anggota kelompok mereka berkeliling setiap beberapa menit sekali untuk mengumpulkan uang dari para penonton.

5. Henna dan Peramal
            Banyak juga yang menawarkan jasa henna di pasar malam Jema El Fna. Henna ditawarkan oleh ibu-ibu yang duduk di kursi sambil memperlihatkan gambar henna kepada pengunjung. Henna ditawarkan dengan harga paling murah 15 dirham. Jika tidak tahu harga henna mereka akan mematok dengan harga tinggi. Uniknya adalah ukiran henna tersebut mirip dengan ukiran-ukiran khas Maroko.[8] Wisatawan asing banyak sekali yang menjajakan henna untuk kecantikan tangannya dan setelah itu mereka berfoto dengan ukiran henna tersebut. Peramal-peramal di pasar malam Jemaa El Fna biasanya adalah seorang ibu-ibu tua. Mereka meramal menggunakan kartu-kartu. Tidak sedikit pula wisatawan yang ingin mencoba meramalkan hidupnya, masa depan dan keberuntungannya.

6. Pernak-pernik
Banyak toko-toko di Jema El Fna yang menjual souvenir khas Maroko, seperti baju, kaos, tas, kaos Maroko, gantungan kunci, magnet kulkas dan kartu pos. Selain itu toko-toko tersebut juga menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari seperti karpet khas Timur Tengah, piring yang mempunyai hiasan khas Maroko dll. Harga barang-barang tersebut cukup murah, tak jauh beda dengan harga barang-barang di Indonesia dan bisa tawar menawar. Terlebih jika yang menawar adalah orang Indonesia pasti penjual sangat senang dan mau memberikan harga murah karena Indonesia memiliki masyarakat muslim yang banyak.


D. Penutup
Kesimpulan dan Opini
Pasar malam Jemaa El Fna adalah pasar yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Pasar malam ini tidak hanya terdapat proses jual beli saja tetapi banyak sekali atraksi-atraksi yang dimainkan silih berganti selama 24 jam. Atraksi-atraksi tersebut bermacam-macam. Ada musik, tarian, akrobat, atraksi dengan binatang, drama, komedi dan lain-lain. Berbagai macam kebudayaan khas Maroko hampir semua ada disana. Atraksi-atraksi tersebut dilakukan baik siang maupun malam hari. Pada malam hari, buka stand-stand makanan yang menjual berbagai macam makanan khas Maroko seperti couscous, tagine, subakiyah, snail soup, dan teh na’na.
            Pasar malam Jema El Fna wajib dilestarikan karena aspek kebudayaan yang begitu melekat di dalamnya. Selain itu warga Maroko khususnya Marakesh banyak yang memperoleh penghasilan dari hasilnya berkarya di dalam atraksi maupun menjual makanan. Pasar malam Jema El Fna sangat menarik untuk dikunjungi karena kita bisa melihat berbagai macam kebudayaan dan menikmati makanan khas Maroko disana.

Referensi
http:// www.pulsk.com, 9 Oktober 2014
http://travel.detik.com, 9 Oktober 2014
http://www.pergidulu.com, 9 Oktober 2014
http://www.life.viva.co.id, 11 Desember 2014
Wawancara dengan Fauzan Azmi, Mahasiswa PPI Maroko
Wawancara dengan Abdillah, Mahasiswa PPI Maroko



[1] Wawancara dengan Abdillah mahasiswa Universitas Qodi Iyyad Maroko, Rabu 8 Oktober 2014
[2] http://www.pergidulu.com 9 Oktober 2014, 07.48 WIB
[3] life.viva.co.id  11 Desember 2014, 05.00 WIB
[4] wawancara dengan Abdillah mahasiswa Universitas Qodi Iyyad Maroko, Rabu 8 Oktober 2014
[5] Wawancara dengan Abdillah mahasiswa Universitas Qodi Iyyad Maroko, Rabu 8 Oktober 2014
[6] http://www.pergidulu.com 9 Oktober 2014, 07.48 WIB
[7] Wawancara dengan Fauzan Azmi mahasiswa PPI Maroko, Rabu 8 Oktober 2014
[8] Wawancara dengan Fauzan Azmi mahasiswa PPI Maroko, Rabu 8 Oktober 2014

0 komentar:

Posting Komentar

 

Glitter Crayons Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea